

Rangkiang patah Sambilan berada di perkarangan istana, berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi, selain itu fungsi Rangkiang di istana adalah sebagai symbol kemakmuran dan kekuasaan Alam Minangkabau.
Pada rumah –rumah adat Minangkabau, Rangkiang dibangun didepan rumah penghuninya sebanyak dua buah. Kedua rangkiang itu berbeda dengan fungsinya, namun secara umum rangkiang digunakan sebagai tempat padi. Di Istano Basa Pagaruyung semua rangkiang disatukan rancang bangunanya, namun ia memiliki sembilan nama dengan sembilan fungsi pula yakni terdiri dari :
- Rangkiang Sitinjau Lauik gunanya penyimpan harta
- Rangkiang mandah Pahlawan gunanya untuk pertahanan.
- Rangkiang Harimau Pauni Koto gunanya untuk menyimpan kekayaan untuk pembangunan nagari
- Rangkiang Sitangka lapa gunanya untuk social
- Rangkiang Kapuak garuik simajo Labiah gunanya untuk urang sumando ( suami dari anak perempuan )
- Rangkiang Kapuak Galuak Bulek Basandiang gunanya untuk menyimpan kekayaan keperluan penghulu
- Rangkiang Kapuak gadiang bapantang Luak gunanya untuk menyimpan kekayaan untuk kebutuhan sehari–hari
- Rangkiang kapuak kaciak Simajo Kayo gunanya untuk orang muda sebagai moral dan lain keperluannya
Diantara semua rangkiang diatas yang paling istimewa posisinya adalah rangkiang Sitinjau lauik, karena isinya adalah menyimpan harta kekayaan dan pusaka, karena itu dalam rangkiang Istano Basa Pagaruyung posisinya berada pada ruang yang paling tengah. Lumbung ini boleh dibuka setahun sekali yang digunakan untuk keperluan menjaga adat, upacara adat, menegakan penghulu raja. Seluruah rangkiang yang ada diatas, di Istano Basa Pagaruyung rancang bangunanya dijadikan satu dengan nama Rangkiang patah Sembilan.