

Siti Hajir merupakan satu-satunya tokoh masyarakat Lintau Buo yang berasal dari kaum perempuan yang sangat anti terhadap penjajahan Belanda. Pada tahun 1908 Belanda mulai menerapkan Sistem Belasting kepada masyarakat Lintau Buo, tetapi masyarakat sangat keberatan maka secara bersama-sama di seranglah markas Belanda sehingga banyak penduduk terbunuh dan sekembalinya dari penyerangan pertama tersebut maka diadakan rapat/musyawarah di Surau Koto, karena tidak satupun kaum bapak yang bersedia memimpin pasukan maka dengan sukarela Siti Hajir berangkat memimpin penyerangan dengan menyamar sebagai laki-laki. Dalam pertempuran sengit tersebut banyak korban yang berjatuhan dari kedua belah pihak dan Kontrolleur Belanda pun ikut terbunuh sedangkan isterinya selamat.Pada tahun 1949 Belanda kembali ke Lintau Buo dan dibangunlah sebuah monument oleh Belanda yang bernama Kolonel Hellman mengenang terbunuhnya Kontrolleur Belanda.