Bahasa Indonesia
English
Surau Orang Minangkabau Surau Masa Lampau Dalam kamus Bahasa Indonesia WJS Poerwadaeminta, didefinisikan surau adalah tempat sembahyang (sholat), mengaji dan tempat berlumpur atau langgar. Dictionnnaire Minangkabau Indonesian mendefinisikan surau adalah tempat belajar agama dan asrama bagi remaja laki laki yang sudah mulai dewasa. Surau atau langgar adalah pusat ritual Islam di kanagarian, tempat sholat dan pendidikan keagamaan seperti Pendidikan membaca Al Quran, pengetahuan tentang rukun Iman, rukun Islam serta amalan ibadah lainnya. Surau di kelola oleh masyarakat yang memiliki fungsi selain kegiatan keagamaan, juga tempat berkumpulnya laki laki dewasa, baik yang sudah maupun yang belum menikah. Dulu, dalam sistem sosial masyarakat Minangkabau laki laki yang belum menikah tidur di surau karena kaum pria yang belum berkeluarga tidak memiliki kamar di rumah orang tuanya sehingga mereka bermalam di surau. Realita inilah yang menjadikan surau menjadi tempat sosialisasi dan internalisasi nilai dan pengetahuan serta ilmu ketrampilan praktis Budaya yang kelak bermanfaat Ketika anak dewasa kelak. Surau merupakan bangunan kecil yang biasanya berada di ujung persawah atau diatas bukit yang agak jauh dari rumah. Bangunannya sangat sederhana dengan model bangunan khas adat Minangkabau. Surau, sebagaimana masjid, fungsi utamanya diperuntukkan sebagai tempat ibadah, hanya sembahyang Jumat saja yang tidak dilaksanakan disini. Surau merupakan sentra aktivitas warga, tempat berkumpul untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang digolongkan sebagai peribadatan atau yang bukan peribadatan. Tempat berjamaah bersama masyarakat, tempat belajar anak-anak mengenai agama, belajar seni bela diri dan belajar tentang kepemimpinan, tempat pengajian hari-hari besar Islam, penyelenggaraan mandoa/syukuran warga nagari. Dalam beberapa hal, surau merupakan simbol bagi kesatuan umat dan seorang pemuka agama atau Syeikh sebagai pemimpinnya.
Syeikh surau merupakan seorang pimpinan yang memimpin umat dalam kehidupan
sehari-hari. Selain sebagai guru mengaji dan seorang imam, Syeikh Surau juga sebagai tokoh masyarakat Nagari, tokoh tempat belajar ilmu keagamaan dan bela diri.. Surau di malam hari adalah dunia laki-laki, tempat anak lakilaki bersosialisasi dan berinteraksi. Setelah selesai kegiatan mengaji dan jamaah shalat Isya, orang-orang dewasa berdiskusi berbagai hal terkait dengan berbagai persoalan warga nagari, sedangkan anak-anak laki-laki kecil dan anak anak yang beranjak dewasa bermain berbagai permainan tradisional, termasuk latihan silat. Sebagian besar remaja dan anak-anak lelaki tidur di surau, mereka tidak tidur di rumah gadang. Kehidupan surau dianggap sangat penting sebagai tempat proses inisiasi bagi anak- anak lelaki. Tempat memproses yang akan mengantar mereka dari dunia anak-anak menuju dunia dewasa. Mereka belajar agama, belajar kepemimpinan, belajar berdiplomasi dan bermusyawarah, belajar bersosialisasi,belajar dan latihan bela seni silat termasuk belajar bertanam dan memilihara binatang sekitarnya seperti ikan yang dipelihara di tabek (kolam) disekitar surau serta belajar ilmu ilmu pengetahuan lainnya di surau).